Puisi : Pekat semu abu



Pekat semu abu
Smilekitty

Bagaimana aku bisa terjerat?,
meringkuk seperti bayi malam ini,
langit sudah mulai pekat semu abu, tapi kamu masih menjadi semu sekaligus candu.
Mematikan memang, aku sendiri memekik ketelingaku yang terlihat nyata.
Pahami saja sendiri, kalau nanti kau sudah mengerti,
matahari ini sudah tenggelam,
api ini sudah padam,
badai ini telah tenang, rantai-rantai yang mengikat, lebur menjadi angin panas yang tak kuasa kau rasakan. Nanti kulihat, sekokoh apa kaki kecil bagai ranting itu berpijak.


Banjarnegara, 29 april 2020.

Post a Comment

0 Comments