ESAI :MAHASISWA SEBAGAI KAWAH CANDRADIMUKA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI ERA DIGITALISASI, Oleh : Muchammad Aji



MAHASISWA SEBAGAI KAWAH CANDRADIMUKA
DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI ERA DIGITALISASI

Oleh  : Muchammad Aji

Wajah kita saat ini adalah warisan dan dampak dari wajah bangsa kita masa lalu, dan wajah kita masa depan tergantung bagaimana  wajah Pemudanya masa kini

Mahasiswa merupakan suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam harapan, dan diatas pundaknyalah sebuah amanat besar untuk memimpin bangsa ini diletakkan. Hal ini dapat dimengerti karena mahasiswa diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan, generasi yang memiliki karkater pribadi yang kuat, terlatih dan tangkas. Menurut Kemendikbud, karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues), yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang berpikir, bersikap, dan bertindak.[1]

Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa kita di masa depan. “The founding leaders” Indonesia telah meletakkan dasar-dasar dan tujuan kebangsaan sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Kita mendirikan negara Republik Indonesia untuk maksud melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Kawah Candradimuka merupakan suatu tempat untuk penggemblengan diri pribadi agar menjadi orang yang memiliki karkater pribadi yang kuat, terlatih dan tangkas. Menurut cerita pewayangan, dalam epos Mahabarata, Gatotkaca dilahirkan dalam wujud raksasa. Oleh Batara Guru, Gatotkaca yang masih bayi kemudian dibawa ke Kawah Candradimuka yang sangat panas. Tubuh Gatotkaca dicelupkan ke dalam kawah untuk menghilangkan sisi jahat yang ada di dirinya (sifat raksasa). Panasnya air di kawah ini pun membuat Gatotkaca menjadi gagah perkasa. Di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, ada sebuah kawah yang dinamakan sesuai dengan nama kawah tempat penyucian Gatotkaca, Candradimuka. Dinamakan seperti itu, karena suhu air di kawah ini bisa mencapai lebih 100 derajat Celcius.

Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak maupun rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga di karenakan pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju menuju ke arah cita-cita tertentu, maka yang merupa kan masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau tujuan yang ingin dicapai.[2]

Proses pendidikan itu ditujukan untuk membangun bangsa, bukan menaikan derajat semata. Keseimbangan peran civil society, state, market seharusnya dijawab melalui peningkatan kualitas pendidikan nasional. Selama ini yang disiapkan haya civil society dan  state saja, tapi market-nya masih kurang sehingga masih banyak para pemuda berstatus sarjana masih kesulitan dalam mencari pekerjaan, apalagi menciptakan lapangan pekerjaan baru di Indonesia.[3]  

Pendidikan adalah masalah penting yang harus kita pikirkan bersama-sama. Keterbatasan sumber daya negara untuk menyediakan guru atau fasilitas pendidikan yang baik, jika kita mampu menggerakan potensi besar masyarakat indonesia untuk turun tangan bersama-sama berperan memperbaiki pendidikan kita, jika kita memperbaiki pendidikan, berarti kita memperbaiki masa yang akan datang dari negara Indonesia.[4]

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi di Indonesia, hal ini membawa perubahan pola hidup baru yang sangat pesat untuk dunia dan khususnya Indonesia di berbagai bidang. Lahirnya berbagai macam sistem online semakin memudahkan kita untuk mencari informasi dan berkomunikasi. Informasi yang pada dulunya di dominasi melalui buku, pada saat ini hanya dengan sebuah keyword saja kita akan mendapatkan berbagai macam informasi yang diinginkan melalui mesin pencari. Komunikasi yang dulunya di dominasi melalui surat dan telepon, hari ini sudah sangat banyak aplikasi yang memudahkan kita untuk berkirim pesan, telepon, bahkan video call, seperti Whatsapp, Instagram Facebook, Twitter, dan lain sebagainya.

Bentuk kemajuan teknologi komunikasi yang sedang terjadi adalah berkembangnya internet dengan segala fasilitas dan kemudahan yang ditawarkannya. Bahkan dapat dikatakan bahwa kini teknologi informasi telah mengubah bagaimana orang belajar, bekerja, bermain, bepergian, dan memerintah. Salah satu desa yang telah melaksanakan program Desa Internet untuk menunjang pembangunannya adalah Desa Melung. Desa yang terkenal dengan sebutan desa internet ini memiliki luas area sekitar 1.360 hektar berada diketinngian 600 meter diatas permukaan laut, di lereng Gunung Slamet. Jaraknya 20 kilometer dari jantung ibu kota Kabupaten Banyumas.[5]

Semakin berkembangnya teknologi yang terjadi pada saat ini cukup memberikan dampak positif bagi pendidikan di Indonesia. Sebenarnya Pendidikan di Indonesia sendiri sudah banyak mengalami inovasi dari tahun ke tahun dalam bentuk sarana prasarana yang digunakan untuk memperlancar jalannya kegiatan belajar mengajar maupun keseluruhan sistem pendidikan. Tujuannya agar pendidikan menjadi lebih efektif, efisien, dan menarik bagi siswa dan guru. Bahkan saat ini Indonesia sudah menjalankan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) dan UAMBN-BK ( Ujian Akhir Semester Madrasah Berstandar Nasional Berbasis Komputer ) yang semakin meningkatkan kualitas, mempermudah, dan mempercepat jalannya UN itu sendiri.

Digitalisasi yang terjadi di Indonesia seperti dalam bidang e-commerce dan transportasi, telah menjadi percikan pemicu dalam dunia pendidikan dari pendidikan konvensional ke dunia Pendidikan yang lebih terbuka. Banyak perubahan dan inovasi yang dilakukan melalui berbagai macam system digitalisasi. Pada saat ini kehidupan masyarakat Indonesia terutama di perkotaan, sudah semakin dimanjakan oleh berbagai layanan berbasis aplikasi. Mulai dari sistem transportasi yang merambah dunia online dengan perusahaan Go-Jek atau Grab, lalu perusahaan digital marketplace yang semakin banyak jumlahnya.[6]

Di dunia pendidikan pun tak mau ketinggalan. Perkembangan berbagai startup Indonesia semakin mendekatkan masyarakat dengan metode belajar e-learning. Startup yang bergerak di bidang pendidikan di antaranya adalah 7Pagi dan BulletinBoard yang mendigitalisasi aktivitas komunikasi antara guru di sekolah dan orangtua murid sehingga aktivitas anak lebih terpantau, HarukaEdu yang memungkinkan memperoleh gelar sarjana dengan metode e-learning, HomeworkHero dan Mejakita yang memungkinkan siswa belajar dengan teman sebaya untuk memecahkan soal-soal pelajaran sekolah secara online, hingga Ruangguru, Quipper, dan Zenius yang merupakan platform bimbingan belajar online dengan memanfaatkan fitur situs pembelajaran interaktif, video tutorial, modul digital (e-book).[7]

            Kita sebagai mahasiswa harus dapat menjadi kawah Candradimuka yaitu mahasiswa yang memiliki karkater pribadi yang kuat, terlatih dan tangkas. Serta dapat mengembangkan diri untuk mewujud pendidikan di Indonesia menuju arah yang lebih baik lagi, wajah kita pada saat ini merupakan dampak dan warisan dari masa lalu, dan wajah kita di masa yang akan dating adalah dampak dari bagaimana wajah pemudanya pada masa kini. Dengan zaman yang sedang kita hadapi yaitu zaman yang saat ini semuanya beralih pada sistem digitalisasi atau Revolusi Industri 4.0 yang sedang terus-menerus di implementasikan dalam berbagai bidang di Indonesia, mulai dari ekonomi, Transportasi, sosial budaya, dan Pendidikan.

            Banyak hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa bidikmisi itu sendiri dalam menghadapi kemajuan teknologi ini, zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu, pada zaman dahulu lebih ditekankan agar seorang murid menjadi sangat pintar, cepat dalam menghafal, cermat dalam menghitung, pada saat ini semuanya itu sudah disedikan dengan mesin. Kita perlu mempersiapkan Pemuda-pemuda yang kreatif, yang punya comunication skil, critical thingking, dan problem solving yang baik.

            Dunia pendidikan Indonesia harus menghadapi kemajuan teknologi yang terjadi pada saat ini, walaupun berbagai masalah masih dialami para guru dan siswa diantaranya adalah anggaran pendidikan, sarana dan prasarana. Terutama di daerah terpencil yang anggaran pendidikannya masih tidak terserap dengan baik, dan sarana-prasarana yang masih kurang merata, mulai dari tenaga pendidik dan media pendidikan.

Jika dibandingkan dengan sekolah swasta dan Nasional, prestasi siswa daerah terpencil jauh berada dibelakang. Namun hal ini tidak menutup keyakinan pendidikan di Indonesia akan bergerak maju, Pemerintah harus segera menerapkan kebijakan-kebijakan dalam menghadapi dan mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Sebenarnya hal ini bukanlah hanya tugas dari pemerintah saja, tetapi semua elemen Negara mulai dari Masyarakat, dan para mahasiswa pada khususnya, harus bersama-sama mewujudkan kualitas pendidikan di Indonesia yang semakin baik.

Dengan adanya teknologi yang semakin maju, sudah sepatutnya kita sebagai mahasiswa dapat memanfaat kan hal ini dengan sebaik-baiknya, dengan memberikan inovasi dan mengembangkan kreatifitas dalam memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan pendidikan agar semakin lebih baik lagi, pendidikan yang lebih menarik, asyik, dan efisien. Dan untuk mewujudkan pendidikan yang baik, juga tidak bisa dilepaskan dari semboyan Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani yang artinya : ”Yang di depan memberi contoh, yang di tengah membangun kemauan, yang dibelakang memberikan dorongan”. dan dapat menjadi mahasiswa yang selalu unggul dalam moral, cakap dalam berkarya dan terdepan dalam pengabdian.





[1] Agus Wibowo, Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hal. 10.

[2] Dr. H. Binti Maunah M.Pd, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Sukses Offest, 2009), hal. 71.

[3] Anies Baswedan. Anies Baswedan Mendidik Indonesia, (Yogyakarta : Giga Pustaka, 2014) hal 114


[4] Anies Baswedan. Anies Baswedan Mendidik Indonesia, (Yogyakarta : Giga Pustaka, 2014) hal 91

[5] Lilis sarifatul A, Efektifitas Teknologi Komunikasi Terhadap Pembangunan Masyarakat Desa, Vol 5 No. 2, 2016, Hal 187

[6] Diakses dari  https://nasional.sindonews.com/  jum’at 22 Februari 2019 pukul 21.00 WIB
[7] Diakses dari  https://nasional.sindonews.com/  jum’at 22 Februari 2019 pukul 21.00 WIB



Post a Comment

0 Comments