PARADIGMA PEMBANGUNAN
LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
(oleh: Jayends)
“Menanggulangi Masalah
Sampah Dengan Menanamkan Kembali
Kepekaan Sosial Terhadap
Lingkungan Di Masyarakat”
Lingkungan hidup
merupakan salah satu unsur yang ada dibumi ini. Terdapat dua
kategori Lingkungan
hidup yaitu Biotik dan Abiotik. Kategori biotik meliputi: tumbuhan, hewan, dan
manusia, sedangkan kategori abiotik meliputi: tanah, air, dan udara. Lingkungan
hidup yang baik dapat membuat keseimbangan antara
kategori yang satu dengan yang lain, ataupun dengan sumber energi yang satu dengan yang lain.
Akan tetapi realita yang terjadi dikehidupan
masyarakat sekarang menganggap hal yang tabu. Mereka hanya mampu menemukan
inovas-inovasi baru demi kelancaran bisnisnya tanpa memikirkan alam sekitarnya.
Kurangnya Kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan disekitar. Hal tersebut terlihat pada
home industri, home indutri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
dirumah-rumah. Saat ini home
industry banyak berdiri di kota Jakarta. Akan tetapi pembangunan tersebut tanpa
diimbangi dengan pengelolaan lingkungan yang baik sehingga menyebabkan
meningkatnya pencemaran lingkunagan. Pencemaran lingkungan pada daerah padat
penduduk tersebut mengakibatkan sering terjadinya
bencana banjir. Dapat dikatakan
bahwa pencemaran lingkungan di daerah tersebut disebabkan oleh kelalaian masyarakat
tu sendiri.
Berdasarkan data yang
bersumber dari detiknews bahwasanya Dinas
Kebersihan DKI Jakarta mencatat terdapat 7.000
ton sampah dihasilkan setiap hari di ibu kota. Sampah-sampah itu dihasilkan
dari permukiman sampai perkantoran."Sehari bisa 7.000 ton, kan ada sampah
di kali, sungai, ada di permukiman, perkantoran, kita juga ada petugas yang
bersihin sampah setiap harinya," kata Kadis Kebersihan DKI Isnawa Aji
kepada detikcom saat dihubungi, Minggu (21/1/2018). Dari
data tersebut kita dapat memahami apa yang terjadi di Jakarta tersebut,
masyarakat tersebut mampu bertahan dengan kondisi alam yang sekarang ini. Hal
tersebut terjadi karena kurangnya kepekaan masyarakat terhadap lingkungan.
Kurangnya kefahaman atas
simbol-simbol “Jangan buang sampah diarea ini” ataupun “Buanglah sampah pada
tempatnya” juga termasuk salah satu faktor kesalahan masyarakat Indonesia.
Sering kita jumpai kalimat-kalimat tersebut dsekitaran kita. Akan tetapi, masyarakat
beranggapan kalimat tersebut hal yang biasa tanpa memaknai dengan dalam. Yang
terjadi diarea kalimat tersebut masih banyak sampah-sampah yang mungkin bisa
mengganggu ekosistem yang ada disitu. Mereka beranggapan ketika melihat sampah
yang berserakan sudah ada yang membersihkanya. “Kasihan orang yang biasa
membersihkan sampah-sampah itu, nanti kalau kita turut serta membersihkan sampah
itu, orang itu takan mendapat gaji” ucap salah satu warga. Inilah kesalahan
yang masih dilanggengkan dimasyarakat, yang ada bukan lagi kewajiban pribadi
melainkan sebuah hal yang umum.
Jadi, pemerintah menilai
bahwa seorang mahasiswa adalah kaum intelek yang dapat berfikir kritis menanggapi
permasalahan masyarakat. Seorang mahasiswa mampu mengubah kesadaran-kesadaran
masayarakat yang salah khususnya pada permasalahan sampah. Mahasiswa mampu
melakukan pemberdayaan masyarakat bisa melalui sebuah kajian-kajian yang disitu
membahas permasalahan tersebut.
Saat ini pemerintah sudah
melakukan berbagai cara untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut khususnya
dikota-kota besar di Indonesia. Salah satuya dengan adanya sebuah progam bank
sampah yang tertuju pada setiap daerah-daerah yang rawan akan adanya bencan
banjir sebab sampah. Tetapi, pemerintah menjadikan progam tersebut sebuah
progam biasa atau kebijakan yang umum bukan menjadi progam yang berkelanjutan.
Disinilah seorang mahasiswa harus turut serta
menyikapi permasalahan tersebut jangan cuma mampu berfikir tanpa adanya
suatu tindakan.
Dengan adanya
kajian-kajian yang diadakan oleh mahasiswa, masyarakat mampu mengenal lebih
dalam sebuah tulisan “ JANGAN BUANG SAMPAH DIAREA INI” ataupun “JANGAN BUANG
SAMPAH SEMBARANGAN”. Minimalnya tahu dampak positif ataupun dampak negative
tentang sampah. Sehingga masyarakat mampu menjadikan sampah itu bukan lagi hal
yang umum melainkan hal kewajiban pribadi.
Mengajarkan cara-cara
menanggulangi terhadap sampah dengan ramah juga termasuk salah satu kegiatan
yang baik. Karena sebenarnya tidak semua sampah telah kehilangan nilai gunanya
tapi ada cara-cara agar sampah tersebut dapat memiliki nilai guna yang masih
menguntungan seperti pengomposan untuk menyuburkan tanah. Kita juga dapat
memberitahu tentang teknik-teknik pengomposan dan alat-alat pendukung kegiatan
tersebut. Teknik pengomposan ini hanya dapat dilakukan untuk sampah yang
dikategorikan organic (segala hal yang dihasilkan dari mahluk hidup) Seperti
tumbuhan, hewan, dan manusia. Sehingga dapat menghasilkan sebuat obat untuk
menyuburkan tanah ataupun tanaman-tanaman yang ada. Adapun teknik mengatasi
sampah yang non-organik yaitu dapat mengubahnya dengan menjadi
kerjinan-kerajinan yang menarik sehinggga dapat menjadi agent usaha
kecil-kecilan. Mindset tersebut yang mampu meniadakan adanya sampah-sampah
berserakan.
Oleh karena itu, sebagai
mahasiswa yang berilmu dan menjadi generasi bangsa, jangan sampai bersikap acuh
tak acuh dengan apa yang terjadi dalam masyarakat. Sebaik-baiknya ilmu adalah
Ilmu yang bermanfaat bagi orang lain. mahasiswa tidak hanya pandai dalam
konteks akademisnya saja, melainkan juga dapat mengalisis
permasalahan-permasalahan sosial yanf ada, dengan harapan besar mampu
memberikam solusi atau jalan keluar dari setiap permasalahan sosial yang sedah
dhadapi.
2 Comments
👍👍👍
ReplyDeletelanjutkan karya kalian frasasandekala. Namnya imut kek mantanku fraisa😅😅
ReplyDelete